Kesemutan Merupakan Gejala Awal Neuropati

Ilustrasi pergelangan tangan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Keberadaan saraf tepi dalam tubuh seseorang, kerap tidak diperhatikan karena tidak selalu bisa dilihat. Padahal saraf tepi dalam tubuh inilah yang menunjang segala aktivitas. 

Jangan Abaikan Kesemutan, Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius

Berbagai organ penting dalam tubuh, seperti denyut jantung, tekanan darah, gerakan saluran pencernaan serta menerima rangsangan dari luar, dikoordinasikan oleh support system, yaitu saraf tepi. 

Sehingga kerusakan pada sel saraf tepi (saraf yang berfungsi sebagai penghubung antara saraf pusat dengan seluruh organ tubuh) atau disebut neuropati, akan mengakibatkan penurunan kualitas hidup. 

Kesemutan Pada Wanita Hamil, Berbahayakah?

Kerusakan sel saraf ini paling sering terjadi pada pergelangan tangan akibat gerakan berulang, seperti mengetik laptop, gadget dan mouse. Untuk mencegah hal tersebut, selain mengenali gejala dan faktor risikonya juga menyadari pentingnya melakukan pencegahan.

Gejala yang timbul, seperti disampaikan dr. Manfaluthy Hakim, SpS(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat,

Kesemutan Berkepanjangan Gejala Penyakit Serius

"Apabila ini (sel saraf tepi) mengalami kerusakan, maka akan muncul gejala seperti kesemutan, kebas, kram, kelemahan otot. Kondisi inilah yang disebut neuropati," ujarnya dalam acara Bergerak Bersama #LawanNeuropati,di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

Lebih lanjut dikatakan,"mengingat pentingnya fungsi saraf tepi bagi tubuh, kesehatan saraf tepi perlu dijaga sejak dini sebelum terjadi kerusakan pada saraf. Yaitu dengan menjalani gaya hidup sehat, istirahat cukup, rutin berolahraga, serta cukup asupan vitamin neurotropik (vitamin B1,B6 dan B12) supaya saraf dapat bekerja baik."

Faktor risiko Neuropati perifer antara lain penderita diabetes,sekitar 50 hingga 70 persen penderita diabetes akan mengalami neuropati, Konsumsi alkohol, terpapar racun, defisiensi vitamin (khususnya vitamin B1 dan B12), gaya hidup, aktivitas gerakan berulang, trauma, penyakit ginjal, hati, tiroid, dan lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya