Komplikasi Penderita Diabetes yang Sering Diabaikan

Ilustrasi diabetes/gula darah.
Sumber :
  • Pixabay/TesaPhotography

VIVA.co.id – Prevalensi diabetes melitus tipe dua terus meningkat secara global. Kepatuhan berobat menjadi faktor penentu tingkat keparahan penyandang diabetes.

Diabetes Tipe Ini Paling Banyak Diderita Anak-anak

Data Riskesdas 2013 menyebutkan bahwa, dari 6,9 persen penyandang diabetes di Indonesia, hanya 30,4 persen di antaranya yang terdiagnosis, sisanya 69,6 persen belum terdiagnosis. Dari yang terdiagnosis ini, hanya sepersekian yang berobat secara teratur, dan lebih sedikit lagi yang kadar gula darahnya terkontrol hingga mencapai target.

“Diabetes yang tidak terkontrol membuat tubuh berada dalam kondisi hiperglikemi kronik. Inilah yang bisa menyebabkan komplikasi, baik mikrovaskular seperti kehilangan penglihatan (retinopathy diabetic), kebas atau baal karena saraf rusak (neuropathy diabetic), gangguan ginjal, maupun makrovaskular seperti pengerasan pembuluh darah jantung (aterosklerosis kardiovaskular)," ujar Medical Affairs Director MSD, Dr. Suria Nataatmadja, dalam diskusi “Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes” di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat 24 Maret 2017.

Anak Bertubuh Kurus Bisa Terkena Diabetes, Ini Alasannya

Komplikasi diabetes tipe 2 berhubungan dengan tingkat kematian, biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup. Maka, obat-obatan perlu dikontrol untuk meminimalkan terjadinya komplikasi.

"Hingga kini, metformin yang bekerja dengan membuat sel-sel tubuh lebih rensponsif terhadap insulin masih menjadi lini pertama pengobatan diabetest. Sayangnya, efek sampingnya membuat pasien menjadi kurang percaya diri. Karena perkembangan teknologi, kini, DPP-4 inhibitor seperti sitaglipin, bisa menjadi pilihan untuk dikombinasikan," ujar spesialis penyakit dalam Dr. Med. Beny Santosa, SpPD, KEMD, di kesempatan yang sama.

Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Penyakit Serius Selain COVID-19

Sitagliptin yang merupakan salah satu incretin based therapy jika dikombinasikan dengan metformin sejak awal mampu memberikan penurunan HbA1C yang signifikan serta mencegah efek samping dari metformin yaitu peningkatan berat badan.

"Dengan penggunaan dini kombinasi Sitagliptin dan Metformin pada penderita diabetes, maka diharapkan akan semakin banyak penderita diabetes yang mencapai target pengobatan dan terhindar dari segala komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes itu sendiri." (ren)

Ilustrasi nasi

Kurangi Makan Nasi, Bermanfaat Bagi Tubuh Juga Selamatkan Lingkungan

Konsumsi karbohidrat seperti nasi yang berlebihan ditambah gaya hidup sedentari alias ‘gerak minimal, makan maksimal’, bakal memicu obesitas

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2021