Studi: Korban Kekerasan Seksual Cenderung Cepat Puber

Ilustrasi/Tindak kekerasan
Sumber :
  • pixabay.com

VIVA.co.id – Sebuah studi mengungkapkan bahwa perempuan yang mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanak cenderung mengalami kematangan fisik dan pubertas hingga dua belas bulan lebih awal dari teman-teman sebayanya..

Masturbasi Bikin Remaja Puber Jerawatan Ternyata Mitos, Ini Faktanya Menurut Dokter

Para peneliti dari Pennsylvania State University di Amerika Serikat membandingkan para responden wanita melalui tingkat pubernya. 84 Wanita dengan dengan riwayat pelecehan seksual dan 89 lainnya tidak mendapatkan pelecehan.

Kemudian, responden tersebut diteliti dari pra-pubertas hingga benar-benar pubertas berdasarkan indeks numerik dari peringkat yang sesuai dengan perkembangan fisik pubertas yang dikenal sebagai ‘Tanner’.

10 Fakta dan Mitos Mimpi Basah yang Mengagetkan, Gak Selalu karena Mimpi Erotis

Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada payudara dan pengembangan rambut di area intim sebagai dua penanda terpisah untuk perubahan puber.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Adolescent Health tersebut para peneliti menemukan, wanita muda dengan sejarah pelecehan seksual jauh lebih mungkin mengalami pubertas satu tahun lebih awal.

Remaja Zaman Now Lebih Cepat Puber, Dokter Beri Saran Perawatan Kulit yang Tepat

Sebaliknya, responden yang tidak mengalami pelecehan seksual, pertumbuhan rambut di area intim dan payudara memiliki keterlambatan sekitar 8 bulan lebih lama.

“Meskipun perbedaan satu tahun mungkin tampak sepele di kehidupan, namun jika dikaitkan dengan beberapa konsekuensi, termasuk masalah kesehatan perilaku dan mental dan kanker reproduksi, hal tersebut menjadi sebuah konsekuensi,” kata Jennie Noll dari Pennsylvania State University, seperti dilansir dari laman Indian Express.

Para peneliti mengatakan,  seorang anak yang secara fisik berubah, mereka memiliki pertumbuhan psikologis yang memadai untuk mengatasi konteks matang.

“Situasi stres tinggi, seperti pelecehan seksual pada masa kanak-kanak, dapat menyebabkan peningkatan hormon stres yang meningkatkan pubertas menjelang waktu biologis standar,” kata Noll.

Ia melanjutkan bahwa ketika kematangan fisik melampaui pertumbuhan psikososial dengan cara ini, ketidakcocokan dalam waktu dikenal sebagai maladaptation.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya