- pixabay/klavesakm
VIVA.co.id – Penderita epilepsi, seringkali mendapatkan diskriminasi dan dikucilkan masyarakat. Anggapan bahwa epilepsi menular, seolah memperkuat kondisi tersebut.
Padahal, menurut Dr. dr. Vivien Puspitasati dari Siloam Lippo Village Tanggerang, persepsi demikian sangatlah keliru. Ia menegaskan penyakit epilepsi tidak menular.
"Epilepsi bukan penyakit menular. Jika ada orang kejang-kejang di sekitar Anda, segera beri pertolongan dengan menjauhkannya dari barang-barang berbahaya," ungkap Viven dalam rilis yang diterima VIVA.co.id, Senin 10 April 2017.
Dia mengingatkan, untuk jangan pernah memasukkan benda apapun ke dalam mulut penyandang epilepsi saat kejang. Menurutnya, hal itu justru bisa sangat berbahaya bisa tertelan.
Secara umum Epilepsi sendiri dapat dikatakan sebagai suatu gangguan fungsi listrik otak, atau bisa disebut ‘korsleting’ yang ditandai oleh cetusan listrik pada sekelompok, atau sebagian besar sel-sel otak, sehingga timbul perubahan perilaku sesaat dan berulang.
Terkait penanganan medis bagi penyandang epilepsi Vivien juga menyarankan untuk melakukan pemeriksaan secara dini, seperti CT Scan dan sebagainya. Sehingga, dapat dilakukan tindakan yang tepat bagi pasien epilepsi.
Di samping itu, Dokter Retno J. Ketaren,Sp.S, juga menambahkan, apabila pasien mendapat terapi yang sesuai dengan prosedur, pasien akan dapat hidup secara normal dan melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan bisa bekerja. Menurutnya, pasien juga mampu mengontrol kejang yang kerap terjadi.
“Penyandang epilepsi jangan dikucilkan dari pergaulan. Peran keluarga untuk mendorong, agar tidak malu, atau terbuka kepada penyandang epilepsi dapat mempercepat proses penyembuhan, dalam hal ini kejang yang terkontrol,” ungkap dia. (asp)
