Uniknya Kampung Pelangi di Semarang

Kampung Pelangi di Semarang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto (Semarang)

VIVA.co.id – Di samping banyaknya destinasi wisata dan kelezatan kulinernya, Kota Semarang selalu menunjukkan keunikan di berbagai bidang. Terbaru, di sudut kota Ibu Kota Jawa Tengah ini memiliki kampung unik bernama kampung pelangi.

Walikota Hendi Apresiasi Lomba Mancing Kampung Pelangi

Dari namanya, kampung pelangi adalah sebuah kampung yang memiliki nuansa warna-warni dari penataan arsitekturnya. Hal itu tak lepas dari kreativitas warganya sengaja memoles seluruh bangunan rumahnya dengan beragam cat.

Kampung pelangi berada di Dukuh Wonosari, Semarang. Dari sebanyak 390 bangunan rumah, kini 220 bangunan rumah kompak dipoles dengan berbagai warna. Lokasinya yang tak jauh dari pusat kota membuat kampung ini menjadi daya tarik tersendiri untuk pengunjung.  

Kampung Pelangi Semarang Bikin Kagum Para Dubes Eropa

Inisiatif kampung pelangi digagas oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Kampung pelangi masuk dalam program kampung tematik untuk membenahi permukiman warga di Semarang. Sebelum ada kampung pelangi, Semarang juga sudah memiliki kampung seni, kampung bandeng, kampung batik, dan kampung jawi. 

"Ini saya juga ikut mengecat. Dengan kampung tematik seperti ini, warga akan semakin kompak dan permukiman Semarang kian indah serta tertata," kata Hendrar, Senin, 17 April 2017.

Kampung Pelangi yang Mendunia

Wali kota pun tampak luwes mengecat satu demi satu tembok di kampung tersebut. Tak hanya rumah yang dicat, tangga hingga jembatan tak luput dari kuasan cat beragam warna yang disediakan sebanyak 150 kaleng. 

Untuk biaya pengerjaan kampung pelangi, kata Hendrar, berasal dari pemerintah dan bantuan dari anggaran CSR. Totalnya mencapai Rp2 miliar. 

Hendrar berharap gerakan kampung tematik ini akan memantik kampung-kampung lain di Semarang untuk berbenah. Targetnya, selama beberapa tahun ke depan tak ada kampung kumuh di kota yang akrab dengan penganan lumpianya itu.

"Apalagi keterlibatan masyarakat dalam pembangunan penting untuk menimbulkan rasa memiliki. Ini salah satu bagian dari inovasi pembangunan partisipatif," ujar pria yang akrab disapa Hendi ini.

Amal (23 tahun), salah satu warga, mengaku cukup antusias dengan gerakan kampung pelangi di desanya. Ia berharap kampung pelangi akan menjadi destinasi baru yang mendatangkan banyak wisatawan.

"Warga sini sangat mendukung untuk terlibat. Selain kegiatan pengecatan, kami juga gotong royong membersihkan sungai," ujar dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya