Produk Low Fat Tak Selalu Sehat, ini Buktinya

Ilustrasi susu.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Belakangan banyak produk makanan yang berlabel makanan sehat, misalnya sugar free, low fat, dairy free, glutten free, atau yang biasa disebut dengan produk diet. Namun pada kenyataannya tidak semua makanan berlabel 'sehat' memiliki dampak yang sama seperti yang kita harapkan.

Konsumsi Susu Segar Gak Boleh Asal, Begini Aturannya Menurut Dokter

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa makanan yang sering disebut produk diet dan mengandung lemak rendah atau yang di klaim tidak mengandung lemak sama sekali ternyata memiliki kadar gula yang lebih tinggi.

Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa konsumsi makanan diet secara rutin justru meningkatkan berat badan secara konstan akibat gula yang di konsumi terlalu banyak.

Diet Rendah Lemak vs Karbo, Mana yang Ampuh Turunkan Berat Badan?

Selain itu, menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal Physiology & Behavior ini, makanan 'diet' yang sarat gula ini juga bisa menyebabkan kerusakan hati dan pembengkakan otak.

"Produk diet yang paling sering disebut mengandung lemak rendah atau tidak ada peningkatan jumlah gula dan disamarkan dengan nama-nama mewah, memberi kesan bahwa mereka sehat, namun kenyataannya makanan tersebut dapat merusak hati dan menyebabkan obesitas juga," ujar kepala peneliti Krzysztof Czaja, Associate Professor di University of Georgia di AS.

Takut Gemuk Pilih Minum Susu Rendah Lemak, Benarkah Lebih Sehat?

Lebih lanjut, seperti dilansir Indian Express, peneliti juga menyebutkan bahwa lewat percobaan preklinik, tikus diberi diet tinggi gula dan rendah lemak dimaksudkan untuk meniru banyak makanan diet populer.

Selama periode empat minggu, peneliti memantau berat badan, asupan kalori, komposisi tubuh dan sampel kotoran dalam tiga kelompok tikus.

Hasilnya, tikus yang diberi makanan rendah lemak justru bobot tubuhnya meningkat drastis dibandingkan dengan tikus yang diberikan diet seimbang. Selain itu diet tinggi gula juga menimbulkan sejumlah masalah lain, di antaranya kerusakan hati dan peradangan otak.

"Yang benar-benar mengganggu temuan kami adalah tikus yang mengkonsumsi makanan tinggi gula dan rendah lemak tidak mengkonsumsi kalori secara signifikan justru lebih banyak mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan tikus yang diberi diet seimbang," kata Czaja. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya