Obat Antidepresan Kurangi Risiko Bayi Lahir Autis, Benarkah?

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay/Pexels

VIVA.co.id – Sebuah studi menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki gangguan kejiwaan dan teratur minum obat antidepresan selama masa kandungan, maka sang bayi sang ibu mengonsumsi obat antidepresi memiliki risiko mengalami autisme lebih sedikit. 

5 Rekomendasi Permainan, Bisa Tingkatkan Motorik Kasar dan Halus Anak Berkebutuhan Khusus

Hal ini berbanding terbalik, jika ibu hamil dengan gangguan jiwa tidak mengonsumsi obat antidepresi. Anak yang dilahirkan justru berpotensi alami autisme.

Dikutip Asia One, Sabtu 22 Juli 2017, studi itu juga menyebutkan bahwa depresi memang seringkali terjadi pada wanita usia muda yang subur. Di Eropa saja, sedikitnya tiga hingga delapan persen wanita hamil diberi obat antidepresi.

Melawan Stigma Buruk Autisme di Indonesia

Meski begitu, para ahli menyebutkan bahwa penggunaan obat anti depresan ini harus sesuai dosis yang tepat atau dikurangi, karena tidak semua anak ibu hamil selalu melahirkan anak yang mengidap autisme. Selain itu, obat anti depresi ini juga tidak berpengaruh pada ibu yang sehat, atau tidak mengalami gangguan kejiwaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dheeraj Rai dari Universitas Bristol Inggris ini, menganalisis lebih dari 255 ribu anak-anak di Stockholm, Swedia, dengan usai antara empat dan 17 tahun. 

Wujud Cita Pejuang Indonesia Ramah Autis, Hadirkan Edukasi untuk Lawan Stigma di Indonesia

Pada penelitian itu, responden merupakan wanita sehat tanpa gangguan jiwa yang memiliki anak, mereka tidak diperbolehkan mengonsumi obat-obatan antidepresi.

Hasilnya, 3.342 anak yang terpapar mengkonsumsi obat antidepresan selama kemahilan, ditemukan bahwa 4,1 persen didiagnosis menderita autisme. Sedangkan 2,9 persennya dari 12.325 anak yang terpapar tidak mengonsumsi obat antidepresan dan ibunya memiliki penyakit jiwa.

Sehingga ditekankan, bahwa risiko ini memiliki kemungkinan kecil. Lebih dari 95 persen wanita dalam hal ini yang mengonsumsi obat antidepresan selama kehamilannya, tidak memiliki anak autis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya