Waspada, Tangan Kotor Bisa Jadi Pemicu Hepatitis

Ilustrasi cuci tangan.
Sumber :
  • Pixabay/ offthelefteye

VIVA.co.id – Hepatitis adalah infeksi peradangan hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis. Banyak dari penderita hepatitis tidak menunjukkan gejala atau tanda awal bahwa dirinya mengidap penyakit ini.

Korban Virus Hepatitis A di Indonesia Meningkat Sejak 3 Tahun Terakhir

Pemerhati masalah kesehatan, dr. Olivia Ekaputri, mengungkapkan bahwa penderita tidak menunjukkan gejala awal penyakit hepatitis sampai penyakit itu kemudian menjadi kronis. Itu karena perkembangan virus hepatitis dapat memakan waktu lama sampai menyebabkan kerusakan hati.

Dia menyebut, orang yang terinfeksi hepatitis akut hanya menunjukkan gejala terbatas atau bahkan tidak bergejala sama sekali. “Namun gejala yang mungkin dan paling umum muncul, antara lain ikterus atau kuning pada bagian kulit dan mata, warna urin gelap layaknya warna teh pekat, lelah yang berlebihan, mual atau muntah, nyeri perut dan kurang nafsu makan,” kata Olivia.

Jejak Wabah Hepatitis A di Pacitan

Menurut Medical Executive PT Kalbe Farma Tbk itu ada lima virus utama pada hepatitis, yaitu A, B, C, D dan E. "Kelimanya menjadi perhatian besar karena beban penyakit serta kematian yang ditimbulkan serta berpotensi menjadi wabah dan menyebar," kata Olivia saat ditemui dalam media workshop dengan tema Tren Penyakit Hepatitis, Cara Penanganan yang Tepat dan Pencegahan di Jakarta, Kamis 27 Juli 2017.

Dia melanjutkan, untuk hepatitis A dan E paling sering disebabkan oleh makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh karena telah terpapar oleh virus. Sedangkan untuk Hepatitis B, C, dan D biasanya muncul akibat kontak parenteral dengan cairan tubuh yang terinfeksi.

Ditemukan Manusia Pertama Pengidap Hepatitis E karena Tikus

"Untuk hepatitis A, hampir semua penderita yang sembuh memiliki imunitas. Namun, sebagian kecil dari yang terinfeksi dapat mengalami hepatitis fulminan (akut) dan dapat menyebabkan kematian karena kerusakan sel hati yang masif," tuturnya.

Risiko terkait infeksi hepatitis A dikaitkan dengan kurangnya akses air yang bersih dan aman, sanitasi yang buruk, dan kehigienisan yang buruk dalam hal ini, tangan yang kotor.

"Selain dapat dicegah dengan vaksin hepatitis A, kita juga perlu memperhatikan beberapa hal mulai dari ketersediaan air bersih dan aman, keamanan makanan, perbaikan sanitasi, mencuci tangan," ujar Olivia.

Tanpa Sadar

Pada tahun 2016, hepatitis B menyebabkan kematian paling banyak akibat komplikasi sirosis dan kanker. Menurut Olivia, petugas medis paling berisiko menderita hepatitis B karena bisa terjadi karena penularan melalui darah ketika melakukan injeksi pada pasien.

"Kadang tanpa sadar memungkinkan ujung jari petugas kesehatan terkena jarum dan menjadi media untuk penularan tersebut. Oleh karena itu, perlu penggunaan alat yang aman," kata dia.

Sama halnya dengan hepatitis B, hepatitis C juga ditularkan melalui darah, seperti obat injeksi, praktek injeksi dan pelayanan kesehatan yang tidak aman, transfusi darah dan produk darah yang tidak di-screening.

"Untuk pencegahannya, dapat dilakukan dengan melakukan vaksin hepatitis C. Obat antivirus hepatitis C dapat menyembuhkan 95 persen, sehingga menurunkan risiko kematian dari kanker hati, dan sirosis, namun sampai saat ini belum ada vaksin untuk hepatitis C," kata Olivia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya