Turis Singapura Pilih Makan di Resto Ketimbang Kaki Lima

Pemandangan Singapura
Sumber :
  • facebook.com/yoursingapore

VIVA.co.id – Wisatawan Singapura menjadi salah satu incaran dari pemerintah untuk dapat berlibur ke Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai karakteristik wisatawan Singapura yang salah satunya selalu menghabiskan waktu untuk berakhir pekan (weekend gateway) ke beberapa negara terdekatnya.

Pungutan Wisatawan Asing Baru 40 Persen, Pemprov Bali akan Sidak di Objek Wisata

Diakui oleh Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Singapura, Sucaihman Shehdek, wisatawan asal Singapura merupakan pasar yang cukup potensial untuk disasar mengingat, pada tahun 2016 lalu tercatat sebanyak 2,275 juta atau berada peringkat kedua tertinggi penyumbang jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. 

Ia  pun menjelaskan bahwa, Wisatawan asal Singapura memiliki karakteristik yang perlu diperhatikan oleh negara Indonesia yang masih menargetkan Singapura sebagai salah satu pasar utamanya, sebab wisatawan Singapura sangatlah sensitif terhadap beberapa hal seperti soal keamanan, kenyamanan dan Higienitas. 

Dinas Pariwisata Bali Gencar Antisipasi Kejahatan dan Gangguan Wisatawan

"Lebaran hari pertama tahun lalu ada surat-surat kaleng soal isu bom di sini, warga singapura enggak mau datang ke sini dari situ konsulat di sini bilang jangan datang, habislah orang Singapura itu sangat sensitif dan tidak mau ambil risiko," ungkapnya kepada VIVA.co.id, saat ditemui di Batam View Hotel and Resort, Jumat 18 Agustus 2017. 

Selain itu, sensitif terhadap keamanan, wisatawan Singapura juga memiliki karakteristik yang sangat sensitif terhadap higienitas makanan dan kenyamanan ketika memilih tempat makan.

Turis di Bali Membludak saat Akhir Tahun, BI Sebut Optimisme Konsumen Membaik

"Singapura itu, lebih memilih tempat makan di restoran atau hotel ketimbang di tempat makan kaki lima, takut akan ke-higienitas itu umum,  kami sangat memerhatikan hygine sebab Singapura itu terdidik, kalau di tempat makan ada kategorinya bersih, kurang bersih ada juga kotor mereka terbiasa seperti itu. Tapi ada juga yang mau makan di pinggir jalan," paparnya. 

Terlebih, katanya untuk kaum muslim Singapura yang rata-rata merupakan orang Melayu, yang mana mereka tidak mau makan kalau tidak ada lisensi halal di tempat mereka makan. 

"Maka banyak di Singapura yang menandai restorannya dengan sertifikat halal sangat penting bagi mereka kalau enggak ada itu mereka tidak mau datang, contoh McDonald’s, KFC di sana memiliki lisensi halal," paparnya. 

Kebanyakan dari Masyarakat Singapura, katanya lebih memilih short trip ke Batam atau Bintan di mana datang pada Sabtu pagi kemudian belanja, makan atau spa kemudian kembali lagi ke Singapura pada sore atau esok hari. 

Sedangkan mereka akan lebih lama menghabiskan waktu liburan ke negara-negara middle east atau negara di benua Eropa. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya