VIVAnews - Bagi masyarakat Bali, kedatangan artis film kelas dunia Julia Roberts untuk syuting film 'Eat, Pray, and Love' adalah berkah. Namun, warga Bali berharap tak ada adegan porno yang diambil di Pulau Dewata.
Masyarakat Banjar Bentuyung, Ubud, Gianyar, misalnya, mereka mengaku senang dengan adanya syuting film kelas dunia di Bali. "Kami senang saja karena ini salah satu bentuk promosi Bali. Asalkan jangan ada adegan pornonya," pinta salah satu warga.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Bali Ida Bagus Sedawa, ketika memberikan izin, pihaknya sudah membaca naskah film tersebut. Kata dia, tidak ada adegan porno dalam naskah tersebut.
"Saya sudah baca semua skripnya dan tidak ada yang menyimpang. Cerita yang dipaparkan lebih banyak kisah semacam psikologi dalam mentransformasi nilai kedamaian yang dilakukan dukun bernama Ketut Liyer kepada Julia Roberts," kata dia kepada VIVAnews, Senin 26 Oktober 2009.
Dalam film ini juga sedikit disinggung adanya perubahan konsep hidup masyarakat Bali yang sudah mulai eksklusif. Sikap jujur, ramah, sabar, dan lugu sekarang sudah mulai bergeser. Sikap lugu yang ditunjukkan sudah mulai mengarah ke sifat materialistis.
"Sekarang setiap ada tamu datang selalu berpikiran bahwa akan ada objekan. Dan hal ini wajar karena pengaruh pariwisata yang membuat mereka menjadi seperti itu," papar Sedawa.
Ditambahkan dia, syuting Julai Roberts menguntungkan Bali secara ekonomis. Salah satunya, banyak warung makanan tradisional diuntungkan.
"Kru film banyak yang menyukai makanan tradisional Bali. Dan selama syuting aman serta akomodatif sehingga sesuai harapan semua masyarakat," tambah dia.
Laporan : Dewi Umaryati|Bali
Presiden PKS: Ikhtiar Sudah Kita Optimalkan meski Hasil Tak Sesuai dengan Harapan
Presiden PKS menyatakan menghormati putusan MK atas perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 meski tidak sesuai dengan keinginan dan harapan.
