Menatap Pelangi di Air Terjun Semeru

Air Terjun Coban Pelangi, Semeru
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Coban Pelangi adalah wisata air terjun yang terletak di bawah kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger, gunung Semeru, Jatim.  Air terjun ini terletak di desa Gubuk Klakah. Sebuah desa yang masih termasuk kawasan desa adat Tengger. Desa ini menjadi tapal batas desa adat Tengger di wilayah Kab. Malang.

Borobudur akan Dikelola oleh Satu Badan

Letak Coban Pelangi berada di dasar sebuah lembah yang diapit oleh dua bukit. Jadi untuk menuju ke sana praktis tidak ada jalan lain selain menuruni bukit. Sarana jalannya seperti tak terawat. Jalan itu mempunyai lebar bervariasi antara satu hingga dua meter.

Pada beberapa bagian, jalan tersebut telah berbalut beton. Namun sebagian besar masih berupa jalan tanah. Untungnya  tanah di sini terdiri dari campuran batuan kapur dan pasir. Jadi meski tertimpa hujan tidak terlalu licin.

Usai Awan Panas, Gunung Semeru Semburkan Hujan Abu

Tantangan menuju Coban Pelangi bukan hanya terbatas pada kondisi sarana jalan. Kontur jalan juga menjadi masalah tersendiri. Dibutuhkan fisik dan stamina yang prima untuk bisa mencapai Coban ini. Karena kemiringan jalan di beberapa titik mencapai 45 derajat.

Untuk turun menyusurinya hingga mencapai lokasi, dibutuhkan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Sedangkan saat naik dibutuhkan waktu lebih lama lagi, bisa mencapai satu jam lebih. 

Banyak Destinasi, Ini Alasan Wisata Jateng Belum Terjual

Di dasar lembah itu mengalir sebuah sungai yang dipenuhi bebatuan dan berarus kencang. Sungai itu mengalir hingga ke desa Gubuk Klakah dan desa lain di bawahnya. Jika sudah sampai di sungai itu, berarti lokasi Coban Pelangi tak terlampau jauh lagi. Untuk menyeberangi sungai, sebuah jembatan sederhana dari bambu telah disediakan untuk memudahkan pengunjung.

Sungai itu sebenarnya menjadi satu aliran dengan Coban Pelangi. Air yang tumpah dari Coban itu diteruskan oleh sungai yang kemudian membawanya hingga ke hilir dan menjadi sumber air utama, tidak hanya bagi warga Gubuk Klakah, namun juga bagi desa-desa lainnya di Malang.

Tak terlalu jauh dari jembatan itu, sekitar 10 menit berjalan kaki, suasana air terjun telah mulai terasa. Gema suara air yang bersumber dari tumbukan air dengan batu dibawahnya telah terdengar hingga beberapa puluh meter menjelang Coban Pelangi. Suara air tersebut seolah menjadi backsound yang mengiringi setiap pengunjung Coban Pelangi selama berada di lokasi.

Suara air tersebut menjadi salah satu pemanis suasana di sekitar Coban Pelangi. Kekaguman akan Coban akan bertambah saat telah berada di bawah air terjun itu. Coban Pelangi mempunyai tinggi sekitar 25 meter. Coban tersebut terbentuk dari sungai kecil yang mengalir melewati patahan bukit sehingga airnya tumpah ke bawah. 

Tumpahan air tak hanya membuat air terjun, namun juga menerbangkan partikel-partikel air disekitarnya. Jika matahari bersinar terang, tempias air terjun yang tersapu sinar matahari itu akan menjelma menjadi pelangi. Karena seringnya fenomena alam tersebut terjadi di situ maka air terjun itu kemudian dinamakan Coban Pelangi.

Menuju Coban Pelangi

Dari arah kota Malang, lokasi Coban Pelangi tidak begitu susah diakses. Bagi yang membawa kendaraan pribadi. Akses jalan satu-satunya untuk sampai di Coban Pelangi lewat Malang adalah melewati Tumpang, terus ke selatan menuju Poncokusumo. Pada pertigaan sebelum Poncokusumo kemudian ke arah timur menuju Gubuk Klakah.

Sedangkan bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi, ada angkutan umum jenis lyn yang melintasi kawasan ini meskipun waktunya terbatas, alias tidak sampai sore.  Trayek lyn juga terbatas, hanya menyusuri Poncokusumo – Gubuk Klakah. Harganya pun relatif terjangkau, yakni Rp3.000 dari arah Poncokusumo dan Rp4.000 dari Gubuk Klakah.

Selain lyn, angkutan lain yang tersedia adalah beberapa kendaraan berpenggerak empat roda, umumnya dari jenis Toyota Hardtop. Mobil ini sedianya adalah kendaraan yang dikhususkan untuk transportasi para pendaki Semeru.

Biasanya para pendaki Gunung Semeru menyewa mobil ini secara kolektif untuk mengantarkan mereka menuju Ranu Pane. Namun karena Coban Pelangi berada pada satu jalur dengan akses menuju Ranu Pane, maka pemilik kendaraan biasanya tak berkeberatan jika ada penumpang yang turun di Coban Pelangi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya