Prisia Nasution, Artis Cantik Serba Bisa

Film Sokola Rimba
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAlife – Tubuhnya meliuk lincah mengikuti irama. Sorot matanya penuh ekspresi. Selendang kuning ia kibaskan sesekali. Srintil, begitu nama sang penari. Aura magis dan sensualnya melebur dalam tari.

Sopir Bus yang Ajak Makan 30 Penumpang di Rumah Mertuanya saat Lebaran dapat Rp100 Juta

Prisia Nasution. Dialah sosok yang sukses menghidupkan karakter dari  novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk ini lewat Sang Penari. Lakonnya sebagai penari Ronggeng mampu membetot perhatian insan film Tanah Air.  Membawanya meraih penghargaan sebagai Artis Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2011.

Prisia juga patut berbangga. Film yang dibintanginya ini masuk daftar 71 film berbahasa asing terbaik di Academy Awards. Sayang, perjalanan Sang Penari harus terhenti. Ia tak dinyatakan lolos sebagai nominasi.

Ada Apa di Kota Isfahan Iran yang Baru Saja Diserang Israel?

Kendati gagal mengantongi Piala Oscar, karier pemeran utama Sang Penari justru kian berkibar. Ya, nama Prisia Nasution semakin diperhitungkan di jagat hiburan Indonesia. 

Berbekal kesuksesan film pertamanya, artis kelahiran 1 Juni 1984 ini, panen tawaran bermain dalam layar lebar. Total, sudah lima film ia bintangi. Mulai dari Rectoverso, Laura & Marsha, Jokowi, hingga Sokola Rimba.

Ngeri Peringatan Terbaru Iran kepada Israel, Mulai Sebut Nuklir

Dunia film sesungguhnya bukan hal yang baru bagi Prisia. Saat masih kuliah di Jerman, ia sempat menyambangi Festival Film Cannes. Kemudian, pada Mei 2012, Prisia juga kembali berkunjung festival film yang digelar di kota bagian selatan Prancis tersebut.

“Waktu itu terekspose karena Dian Sastro lagi di sana,” ujar Prisia saat diwawancara VIVAlife di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 12 November 2013.

Meski demikian, Prisia kecil tak terlalu akrab dengan akting. Ia justru berkutat dengan dunia olahraga. Hingga beranjak remaja, kegiatan Prisia diisi dengan pencak silat dan juga basket.

Lulus SMA, ia ditawari mengikuti ajang pemilihan model. Tak dinyana, bungsu dari dua bersaudara itu menyabet juara satu.

Lambat laun, jalannya di dunia hiburan terbuka lebar. Wajah Prisia mulai dikenal masyarakat lewat sederet judul FTV. Ia pun sempat menjadi pembawa acara sepak bola di salah satu televisi swasta.

Namun, dunia akting lah yang membuat Prisia akhirnya jatuh cinta. Bagi wanita kelahiran Jakarta ini, akting adalah salah satu cara untuk mengenal lebih banyak karakter manusia.

“Jadi, aku sambil kenalan sama karakter yang aku perankan,” ucapnya. Hal ini pula yang ia lakukan dalam setiap filmnya. Termasuk film terbaru, Sokola Rimba.

Kuasai bahasa rimba

Di film Sokola Rimba, Pia --panggilan akrab Prisia-- dipercaya memerankan Butet Manurung, seorang pendiri dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing serta terpencil di Indonesia.

Guna menghayati karakter Butet, Prisia menggunakan dua cara. Pertama, menggali lebih jauh jiwa sang tokoh. Kedua, memperhatikan gerak tubuh Butet. Seperti cara duduk hingga berpikir. Menurut Prisia, karakter Butet telah memberinya inspirasi.

Nggak harus mewah kulit luarnya. Lebih baik mewah di dalam diri kita,”  ujarnya.

Mengambil lokasi syuting di Hutan Bukit Duabelas, Jambi, film Sokola Rimba mengharuskan Prisia hidup di hutan selama beberapa pekan. Mau tak mau, pemilik nama lengkap Prisia Wulandari Nasution tersebut, beradaptasi dengan kehidupan suku pedalaman. Mandi di kali dan buang air besar di tanah jadi aktivitas sehari-hari Prisia saat berada di hutan.

“Buat aku, itu bukanlah hal yang menjijikkan. Itu yang kita jalani di dalam hutan,” kata penyuka traveling ini.

Tinggal di hutan, Prisia tak lupa membawa perlengkapan ala kamping. Mulai dari kantong tidur, obat nyamuk, hingga pisau lipat. Selain melakukan pendekatan dengan anak-anak suku pedalaman, Prisia juga diharuskan menguasai Bahasa Rimba. Itu dipelajarinya dengan tekun selama satu bulan penuh.

Usai merampungkan Sokola Rimba, Prisia tak mau muluk-muluk memasang target untuk proyek film selanjutnya. Ia hanya meyakini bahwa segala sesuatunya harus dikerjakan maksimal. Begitu pula dengan keinginan menembus industri film di luar negeri.

“Kalau go international itu aku bisa dapatkan ya bagus. That’s a bonus,” katanya.

Buat situs web Jokowi

Maksimal dalam bekerja juga diterapkan Prisia dalam profesinya sebagai programmer situs web. Selain piawai berakting, ia diketahui memiliki keahlian di bidang Teknologi Informasi (TI). Ini tak lepas dari ilmu yang diperolehnya saat menempuh pendidikan di Swiss German University.  Tak tanggung-tanggung, ia pernah membuat situs web untuk orang nomor satu di Jakarta.

“Masih berkutat di bidang itu. Website-nya Jokowi aku sendiri yang buat,” kata wanita yang pernah berperan sebagai istri Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Iriana, dalam film Jokowi.

Mimpi Prisia tak berhenti sampai meraih Piala Citra atau membuat situs web untuk Jokowi. Menyebut dirinya sebagai pemimpi sejati, Prisia mengaku akan tetap hidup dari mimpi.  Ia pun tak membatasi mimpinya. Seperti moto hidup yang selalu ia pegang: “Never limit yourself.” (np)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya