Bocah Kanker Bangkitkan Pede dengan Make Up

Talia Joy Castellano
Sumber :
  • Shine Yahoo

VIVAlife - Seorang gadis yang luar biasa mengajar ratusan ribu pengikut internet soal arti keberanian. Talia Joy Castellano bocah yang baru berusia 13 tahun pada 18 Agustus lalu, pertama kali didiagnosis menderita neuroblastoma, bentuk agresif dari kanker yang terbentuk di dalam sel saraf, pada tahun 2007.

Ia telah berkali-kali melakukan kemoterapi yang membuat rambutnya rontok hingga menimbulkan kebotakan. Meski mahkota kepalanya tidak bisa menjadi suatu kebanggan, namun, ia menyatakan, bukanlah remaja yang malu dengan penampilan botaknya. Seperti dikutip laman Shine, Minggu, 12 Agustus 2012, ia bahkan mengakui bukan penggemar rambut palsu. Untuk menutupi kekurangannya, dia lebih suka menggunakan kosmetik agar tetap bisa merasa cantik dan percaya diri.

Karena kanker yang dideritanya, ia justru merasa tertantang meningkatkan kepercayaan diri dengan ber-make up. Tak hanya itu, sekitar 11/2 tahun lalu, ia bahkan mengembangkan beberapa keterampilan canggih. Dengan menggunakan saluran video blog, ia menampilkan tutorial make up dan telah meng-upload lebih dari 150 video sejauh ini.

"Saya suka make up," katanya, "Ini saya manfaatkan sebagai pengganti  wig saya," kata Castellano.

Ibunya, Desiree, juga mengungkapkan bahwa putrinya telah merubah kebotakan menjadi suatu hal yang indah. Memiliki keahlian bersolek, Castellano menjadi memiliki semangat baru. Dia juga menjadi remaja penderita kanker yang sangat siap berbicara dengan kejujuran dan kecerdasan bagaimana mengungkapkan soal perasaannya sebagai pengidap kanker.

Pekan ini, melalui sebuah blog berjudul idk what to say dia menyampaikan berita menyedihkan bahwa dia baru saja didiagnosis menderita bentuk kedua dari kanker, preleukemia, penyakit yang menyerang sumsum tulang. Ini mungkin tidak dapat disembuhkan.

"Saya hanya remaja usia 13, saya seharusnya tidak mengalami ini," katanya.  Menghadapi penyakit yang bisa saja membuat orang dewasa merasa hancur, dia justru dengan tenang menjelaskan, "Saya akan memutuskan apakah saya ingin melakukan transplantasi sumsum tulang, atau apakah saya hanya tidak melakukannya dan tinggal menunggu waktu yang tersisa yang saya miliki."

Selain kemo, Castellano juga telah melakukan banyak operasi, radiasi, dan transplantasi sel induk. Baginya, melalui proses pemulihan dari transplantasi sumsum tulang adalah proses yang menyiksa. Jika khasiatnya tidak bekerja, ini bisa menghancurkan sistem kekebalan tubuhnya. Namun, usaha pengobatan tetap berarti baginya. Dan dia hanya memiliki waktu beberapa bulan sampai satu tahun untuk hidup.

Castellano berbagi cerita dengan penuh kebijaksanaan. Tidak ada air mata sedikitpun menetes di pipinya. "Setelah kanker menjadi hadiah, itu memang menjadi hal mengerikan," katanya. "Tapi aku mengambil begitu banyak manfaat dari cobaan ini. Aku jadi bisa belajar menggunakan make up untuk meningkatkan kepercayaan diriku sehingga bisa pergi ke toko kelontong tanpa wig."

Tak hanya itu, kisahnya yang ia unggah lewat video blog juga memberi inspirasi untuk banyak orang. Ia berusaha menjelaskan, dia akan terus membuat video. Dia ingin memanfaatkan sisa hidupnya dengan baik tanpa pengobatan. "Perjalanan memiliki kanker sangat mengagumkan. Namun, setiap perjalanan memiliki akhir," tandasnya.

Polisi Bongkar Sifat Sopir Truk Ugal-ugalan yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim
Gunung Marapi, Sumbar.

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Terjadi Hujan Abu Vulkanik dan Ganggu Penerbangan

Aktivitas Gunung Marapi, di Sumatera Barat, kembali meningkat setelah sempat mereda. Pada Jumat, 29 Maret 2024 pukul 19.39 WIB. Bandara juga ikut terganggu akibat erupsi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024