Sederet Pusaka Gianyar yang Telah Diakui UNESCO

Sistem irigasi subak di Pulau Bali.
Sumber :
  • Dok. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

VIVA.co.id – Indonesia selalu dibanggakan akan kekayaan alam, budaya dan tradisinya yang beragam. Namun, meski kaya, pusaka Indonesia yang diakui dunia masih terbilang sedikit bila dibandingkan oleh negara lain, seperti India misalnya.

Di antara pusaka Indonesia yang diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Subak, Sangiran, Taman Nasional Komodo dan Ujung Kulon. Sementara dari intagible heritage atau Warisan Budaya Tak Benda ada Keris, Wayang, Tari Saman, dan sembilan tari Bali. Daftar ini pun akan terus berkembang lagi.

Kabupaten Gianyar, Bali, yang baru saja menjadi anggota Organisasi Kota Pusaka Dunia, memiliki warisan pusaka berupa keris, wayangan, yang sudah dikembangkan dan menjadi warisan budaya dari leluhur Bali, tari Bali dan Subak.

"Subak di sini bukanlah subaknya, tapi filosofi Tri Hita Tirtakarana yaitu keseimbangan hubungan Tuhan, manusia, dan lingkungan," ucap Catrini Pratihari Kubontubuh, Ketua Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia saat temu media di kantor Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Kamis, 13 April 2017.

Subak yang diakui ini pun, lanjut Catrini, tidak hanya satu, melainkan di lima kabupaten Bali, yaitu Gianyar, Tabanan, Badung, Bangli, dan Buleleng.

Subak di Kabupaten Gianyar meliputi tiga organisasi yaitu Subak Pulagan, Subak Kulub Atas, dan Subak Kulub Bawah. Selain itu juga meliputi dua sungai, lima pura, dan dua desa adat.

"Sebagian penduduk Gianyar 98 persen beragama Hindu dengan kegiatan keseharian yang kuat dalam menerapkan tradisi kehidupan budaya," kata Catrini.

Selain itu, Gianyar juga memiliki 2.732 pura dan merupakan bagian dari sejarah kerajaan di Pulau Bali. (ase)

Masjid-masjid Penyebar Islam Ratusan Tahun di Afrika Jadi Situs Unesco
BBC Indonesia

UNESCO Kunjungi Labuan Bajo di Tengah Protes atas Proyek Pembangunan

UNESCO dan tim asesor dari IUCN mengunjungi Labuan Bajo guna memastikan Taman Nasional Komodo - situs warisan budaya dunia tidak terganggu. Apakah langkahnya telat?

img_title
VIVA.co.id
7 Maret 2022