Terobosan Dunia Fesyen, Gaun Dibuat dari Bir

Ilustrasi gaun putih dari bir
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Inspirasi Busana Pengantin Desainer Kondang
- Sebuah gaun cantik yang terbuat dari bir fermentasi dan bakteri dijadwalkan akan segara diluncurkan untuk pertama kalinya di World Expo 2015 di Milan, Italia.

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension
Adalah ilmuwan bernama Gary Cass dan perancang busana Donna Franklin asal Australia yang menjadi orang di balik terciptanya gaun unik tersebut.

Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga
Keduanya menggunakan bakteri bernama Acetobacter untuk memfermentasi bir. Proses fermentasi itu pun menghasilkan serat-serat yang menyerupai serat katun. Demikian dilansir dari The Telegraph, Selasa, 31 Maret 2015.

"Bakteri Acetobacter ialah bakteri alami yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya. Bakteri akan 'meminum' bir dan mengubah cairan bir menjadi serat yang solid," ujar Cass pada Science Network.

Serat-serat yang dihasilkan pun diolah hingga menjadi sel mikroba nanollose yang memiliki komponen kimia yang sama dengan katun.

Gaun tersebut juga sengaja dirancang dengan aksen kelopak-kelopak bunga. Penambahan manik-manik sendiri dilakukan untuk merepresentasikan gelembung-gelembung bir.

Ini bukanlah kali pertama digunakannya cairan sebagai terobosan baru di dunia fesyen. Pada tahun 2012 lalu, Cass dan Franklin juga pernah membuat gaun dari wine fermentasi.

Gaun yang satu ini tercipta secara tidak sengaja setelah Cass meninggalkan satu tangki wine dalam kondisi terbuka selama seminggu penuh. Tanpa diduga, wine sebanyak 10 ribu liter itu pun mengeras hingga dapat digunakan sebagai material untuk membuat gaun.

Namun, kala itu gaun yang tercipta memiliki aroma wine yang sangat kuat. Untuk itu lah kali ini ia membuat gaun bir fermentasi tanpa aroma bir sama sekali.

"Gaun dari bir ini tidak mengandung aroma bir dan bisa digunakan dengan nyaman. Kami telah menemukan teknologi yang bisa membuat material menjadi fleksibel saat kondisinya kering," ujarnya.

Ia juga berharap produksi gaun unik tersebut mampu mengubah cara orang memproduksi dan menggunakan tekstil. Itu karena ia telah menciptakan material alternatif yang ramah lingkungan. (ase)
![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya